Dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, seddiam nonumy eirmod tempor. invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadip- scing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur.
 

Petani Tak Berdaya Tentukan Harga Gambir

LIMAPULUH KOTA, SENIN - Petani gambir di Nagari Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, tidak berdaya menentukan harga jual gambir. Mereka umumnya mendapatkan harga sesuai dengan keinginan para pengepul.

Wali Nagari Durian Tinggi, Ardianto, Senin (9/3), mengatakan petani tidak mempunyai daya tawar ketika berhadapan dengan para pengepul. Selain itu, petani tidak mempunyai pilihan lain untuk menjual gambir kecuali ke pedagang yang datang ke nagari mereka.

Kalau sedang ada pengepul dari luar daerah ini, harga gambir bisa terdongkrak naik karena ada peningkatan permintaan. "Tapi, ketika tidak ada pedagang lain yang datang ke sini, pengepul yang bermukim di kecamatan ini membeli gambir petani dengan harga rendah," papar Ardianto.

Harga gambir terendah yang pernah dialami oleh petani mencapai Rp 6.000 per kilogram. Bila sedang baik, harga gambir bisa mencapai Rp 30.000 per kilogr am. Saat ini harga gambir berkisar antara Rp 25.000-27.000 per kilogram.

Untuk nagari ini saja, hasil gambir mencapai 36 ton per minggu. Di Durian Tinggi, sekitar 80 persen dari 700 keluarga mendapatkan penghasilan utama dari gambir.

Kondisi yang dialami petani gambir ini jauh berbeda dibandingkan pedagang di pertokoan. Bila berbelanja di toko, harga jual barang ditentukan oleh pedagang yang mempunyai barang. Namun, dalam pertanian, petani umumnya harus tunduk dengan harga yang disodorkan pembeli atau pengepul.

0 komentar:

Posting Komentar